MODUL PERKULIAHAN
|
|
Sistem Informasi Manajemen
|
|
Informasi Dalam Pelaksanaan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Fakultas
|
Program Studi
|
Tatap Muka
|
Kode MK
|
Disusun Oleh
|
|
|
Fakultas Ekonomi & Bisnis
|
Manajemen
|
09
|
|
|
|
Abstract
|
Kompetensi
|
|
|
Sistem
informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan bisnis organisasi/perusahaan.
|
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis sistem informasi dalam organisasi/perusahaan yang
mendukung operasinya
|
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering
digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak
hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang
berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnis
1. Klasifikasi Sistem Informasi
Ada berbagai cara
untuk mengelompokkan sistem informasi. Klasifikasi yang umum dipakai antara
lain didasarkan pada :
- Hirarki
- level
organisasi,
- area
fungsional,
- dukungan
yang diberikan, dan
- arsitektur
sistem informasi.
Beberapa istilah
sistem informasi lain juga sering dijumpai dalam literatur, seperti sistem
informasi strategis dan sistem informasi geografi.
2. Hirarki
Sistem Informasi
Berdasarkan hirarki, sistem
informasi bisa di bagi menjadi :
- Transaksional
Sistem Informasi : merupakan sistem informasi dimana proses di dalamnya
berupa transaksi data(CRUD) secara berulang-ulang ke dalam database.
Biasanya level ini dilakukan oleh staff EDP(Electronik Data Processing)
- Managerial
Sistem Informasi : pada level ini dalam sistem informasi sudah ada fitur
untuk melihat rekapitulasi data berupa pelaporan. Informasi yang
dihasilkan SI pada sistem ini dimanfaatkan oleh staff pada level manager.
- Ekskutif
Sistem Informasi : pada level ini, sistem informasi sudah bisa menjadi
acuan dalam mengambil keputusan(Decision Support System). Fitur SI ini
dimanfaatkan oleh level ekskutif(Direktur Utama)
3. Sistem
Informasi Menurut Level Organisasi
Berdasarkan level
organisasi, sistem informasi dikelompokkan menjadi:
- Sistem
Informasi Departemen.
- Sistem
Informasi Perusahaan, Dan
- Sistem
Informasi Antarorganisasi.
a. Sistem
Informasi Departemen (departmental information system)
adalah sistem informasi yang hanya digunakan dalam sebuah departemen. Sebagai
contoh, departemen SDM (Sumber Daya Manusia) memiliki sejumlah program
(aplikasi). Misalnya, saiah satu aplikasi digunakan untuk memantau kinerja
pegawai dan aplikasi yang lain digunakan untuk menangani peiamar. Kumpulan
aplikasi ini membentuk sebuah sistem yang disebut sistem informasi SDM (human
resource information system atau HRIS).
b. Sistem
Informasi Perusahaan (enterprise information system)
merupakan sistem informasi yang tidak terletak pada masing-masing departemen,
melainkan berupa sebuah sistem terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah
departemen secara bersama-sama. Sebagai contoh, sistem infor¬masi perguruan
tinggi mengintegrasikan bagian-bagian seperti peng-ajaran, keuangan, dan
kemahasiswaan.
c. Sistem
Informasi Antarorganisasi (interorganizational information
system atau terkadang
disebut IOS / interorganization system)
merupakan jenis sistem informasi yang menghubungkan dua organisasi atau lebih.
Sebagai gambaran, sistem informasi reservasi pesawat terbang adalah contoh
sistem informasi yang memungkinkan biro perjalanan yang menjual tiket dan
maskapai penerbangan bisa berbagi informasi. Contoh yang lain yaitu sistem para
pemasok yang dapat dihubungkan ke sistem infor-masi Wal-Mart (www.walmart.com),
retailer terkemuka di Amerika, yang memungkinkan pihak pemasok dapat segera
mengetahui sediaan yang berada di bawah level minimum sehingga pemasok dapat
segera mengirimkan produk mereka ke Wal-Mart (Ebert dan Griffin, 2003). Pada
awal 1990-an, perusahaan IBM, Apple, dan Motorola membentuk aliansi strategis
yang dimaksudkan untuk mematahkan dominasi Intel ter-hadap pasar CPU (central
processing unit). Ketiga perusahaan ini meng-gunakan IOS sebagai sarana berbagi
informasi dalam pengembangan produk. Chip yang disebut PowerPC merupakan hasil
dari kolaborasi ter-sebut (Haag, 1999). Kini, model seperti ini banyak
diimplementasikan dalam perdagangan elektronis (e-Commerce) yang menghubungkan
pemasok dan penjual, atau yang lebih dikenal dengan sebutan B2B atau . Business
to Business.
Serupa dengan
pembagian menurut level organisasi, Kroenke mengklasifikasikan sistem informasi
dalam sebuah organisasi menjadi tiga kelompok:
- Sistem
Informasi Pribadi,
- Sistem
Informasi Kelompok Kerja (Workgroup Information System), Dan
- Sistem
Informasi Perusahaan (Enterprise Information System).
Tabel Karakteristik sistem informasi pribadi, grup kerja, dan perusahaan
Jenis
|
Jumlah Pemakai
|
Perspektif
|
Pribadi
|
1
|
Individual
|
Kelompok kerja
|
Banyak, umumnya kurang dari 25 orang
|
Departemen – Pemakai berbagi perspektif yang sama
|
Perusahaan
|
Banyak, sering kali ratusan
|
Perusahaan – Pemakai memiliki banyak perspektif
|
4. Sistem
Informasi Fungsional
Sebagaimana
diketahui, sebuah organisasi memiliki sejumlah area fungsional seperti
Akuntansi, Pemasaran, Produksi, dan sebagainya.
Tabel berikut menunjukkan
masing-masing area fungsional yang umum terdapat pada perusahaan.
Tabel.
Area fungsional dalam perusahaan
Area
Fungsional
|
Tugas
|
Penjualan
dan Pemasaran
|
Menangani
penjualan dan pemasaran
produk/jasa yang dihasilkan perusahaan
|
Manufaktur
(Produksi)
|
Menghasilkan
produk
|
Keuangan
|
Mengelola
aset-aset keuangan perusahaan
|
Akuntansi
|
Memelihara
rekamnan-rekaman transaksi keuangan dalam perusahaan
|
Berdasarkan area
fungsional seperti ini, dikenal sejumlah sistem infor¬masi fungsional. Jadi,
sistem informasi fungsional adalah sistem infor¬masi yang ditujukan untuk
memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian tertentu dalam
perusahaan. Beberapa sistem informasi fungsional yang umum adalah sebagai
berikut:
- Sistem
Informasi Akuntansi (Accounting Information System)
- Sistem
Informasi Keuangan (Finance Information System)
- Sistem
Informasi Manufaktur (Manufacturing/Production InforMation System)
- Sistem
Informasi Pemasaran (Marketing Information System Atau MKIS)
- Sistem
Informasi SDM (Human Resources Information System atau HRIS)
Tentu saja,
macam-macam sistem informasi fungsional yang tersedia antara satu perusahaan
dengan perusahaan lain berbeda-beda. Sebagai contoh, perusahaan distribusi
tidak memiliki sistem informasi produksi.
Perlu diketahui bahwa
sistem-sistem informasi fungsional tidak berciri sendiri secara fisik.
Sistem-sistem informasi ini berbagai sumber daya dalam organisasi. Dalam sistem
informasi perusahaan, sistem-sistem informasi fungsional ini berkedudukan
sebagai subsistem-subsistem.
Sistem
Informasi
|
Keterangan
|
Sistem
informasi
akuntansi
|
Sistem
informasi yang menyediakan informasi yang dipakai
oleh fungsi akuntansi (departemen/bagian Akuntansi).
Sistem ini mencakup semua transaksi yang
|
informasi
keuangan
|
fungsi
keuangan (departemen/bagian Keuangan) yang menyangkut keuangan
perusahaan. Misalnya berupa ringkasan arus kas (cash
flow) dan
informasi pembayaran.
|
Sistem
informasi
manufaktur
|
Sistem
informasi yang bekerja sama dengan sistem informasi
lain untuk mendukung manajemen perusahaan (baik
dalam hal perencanaan maupun pengendalian) dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Misalnya berupa data
bahan mentah, profit vendor baru, dan jadwal produksi.
|
Sistem
informasi
pemasaran
|
Sistem
informasi yang menyediakan informasi yang dipakai
oleh fungsi pemasaran.
Misalnya berupa ringkasan penjualan.
|
Sistem
informasi
SDM
|
Sistem
informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh
fungsi personalia. Misalnya berisi informasi gaji, ringkasan pajaL dan
tunjangan-tunjangan hingga kinerja pegawai.
|
Penggolongan
sistem-sistem informasi fungsional sering kali didasarkan pada perspektif yang
berbeda. Hall (2001) membedakan sistem infor¬masi akuntansi dengan sistem
informasi lainnya. Semua informasi, selain sistem informasi akuntansi, dianggap
sebagai sistem informasi mana-jemen. Jika sistem informasi akuntansi mencakup
semua transaksi yang berhubungan dengan keuangan dalam perusahaan, sistem
informasi manajemen mencakup semua transaksi non-keuangan. Oleh karena itu,
sistem informasi akuntansi dibedakan dengan sistem informasi mana¬jemen. Namun,
ada juga yang berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi sebenarnya hanyalah
bagian dari sistem informasi manajemen (Gelinas, Oram, dan Wiggins, 1990).
Atau, beberapa sistem fungsional sebenarnya adalah bagian atau subsistem dari
sistem informasi akuntansi (Romney, Steinbart, dan Cushing, 1997). Menurut
McLeod (1988), sistem informasi justru merupakan subsistem bagi sistem
informasi fungsional yang lain. Pada prinsipnya, pandangan-pandangan yang telah
diutarakan tak ada yang salah, karena hal itu memang tergantung pada
implementasi sistem informasi itu sendiri.
5. Sistem
Informasi Berdasarkan Dukungan yang Tersedia
Berdasarkan dukungan
yang diberikan kepada pemakai, sistem informasi yang digunakan pada semua area
fungsional dalam organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Sistem
Pemrosesan Transaksi (transaction processing
system atau TPS).
- Sistem
Informasi Manajemen (management infromation
system atau MIS).
- Sistem
Otomasi Perkantoran (office automation system
I OAS).
- Sistem
Pendukung Keputusan (decision support system atau
DSS).
- Sistem
Informasi Eksekutif (executive infromation
system atau EIS).
- Sistem
Pendukung Kelompok (group support system atau
GSS).
- Sistem
Pendukung Cerdas (intelligent support
system atau ISS).
Sistem-sistem di
depan juga sekaligus menyatakan evolusi sistem informasi yang berbasis
komputer. TPS muncul pada pertengahan 1950-an, kemudian disusul dengan MIS pada
tahun 1960-an, OAS pada tahun I970-an, DSS pada tahun 1970-an hingga 1980-an.
Aplikasi sistem pakar komersial yang pertama muncul pada tahun 1980-an. GSS dan
ISS mulai Tiuncul pada dekade 1990-an.
Rangkuman tentang
fungsi masing-masing sistem dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem
|
Fungsi
|
Pemakai
|
TPS
|
Menghimpun
dan menyimpan informasi transaksi
|
Orang
yang memproses transaksi
|
MIS
|
Mengkonversi
data yang berasal dari TPS menjadi
informasi yang berguna untuk mengelola
organisasi dan me-mantau kinerja
|
Semua
level manajemen
|
DSS
|
Membantu
pengambilan keputusandengan menyediakan
informasi. model, atau perangkat untuk menganalisa informasi
|
Analis.
manajer, dan profesional
|
EIS
|
Menyediakan
informasi yang mudah diakses
dan bersifat interaktif, tanpa
mengharuskan eksekutif menjadi ahli
analisis
|
Manajemen
tingkat menengah dan atas
|
ES
|
Menyediakan
pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membantu
pemecahan masalah
|
Orang
yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan
kepakaran
|
OAS
|
Menyediakan
fasilitas untuk memproses dokumen maupun pesan-pesan sehingga pekerjaan dapat
dilakukan secara efisien dan efektif
|
Staf
maupun manajer
|
JENIS-JENIS SISTEM INFORMASI
. Transaction
Processing System (TPS) berfungsi pada level
organisasi; Office
Automation System (OAS) dan pendukung Knowledge Work System (KWS)
yang bekerja pada level knowledge. Sistem-sistem
pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan
Decision Support System(DSS). Sistem ahli menerapkan keahlian pembatasan
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan terstruktur.
Pada level manajemen strategis kita menemukan Executive Support System (ESS), Group Decision Support
System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer Supported Collaboration Work
Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan untuk
beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.
1.
Transaction
Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang
dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi
bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan
saat melakukan transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang
masih harus memasukkan data ke sistem komkputer secara manual.
Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan
organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat
data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit
mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting
bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi
dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.
2.
Office Automation
System (OAS) dan Knowledge
Work System (KWS)
Office
Automation System (OAS) mendukung pekerja
data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya
menganalisis informsi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau untu
memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya atau
menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan, kadang-kadang, diluar
itu. Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word proessing,
spreadsheets, destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi melalui
voice mail, email, dan video confrencing.
Knowledge
Work System (KWS) mendukung para pekerja
profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka
menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke
organisasi atau masyarakat.
3.
Sistem
Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan
Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan
transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja
karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan bantuan manusia,
perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras (komputer, printer, dan
lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing Systems, termasuk analisis
keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis
data biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna
menginterprestasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga dapat membantu
menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi, meski
tidak berupa suatu struktur tunggal.
4.
Decision
Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang
lebih tinggi adalah Decision
Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena
keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber data. DSS
berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi mendukung pembuatan
keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual masih wewenang
eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai untuk orang-orang atau kelompok
yang menggunakannya daripada SIM tradisional.
5.
Sistem Ahli Dan Kecerdasan Buatan
Kecerdasan Buatan (AI) bisa dianggap bidang yang arsitek
tingkat tinggi untuk sistem ahli. Daya tolak/dorongan umum dari AI dimaksudkan
untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk
melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya serta menganalisis
kemampuannya untuk berpikir melalui problem sampai ke kesimpulan logiknya.
Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan
permasalahan serta memberikannya lewat pengguna bisnis (dan lain-lain).
Sistem ahli adalah suatu kelas yang sangat spesial yang
dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dipraktikkan untuk digunakan dalam bisnis
sebagai akibat dari semakin banyaknya perangkat keras dan parengkat lunak
seperti komputer pribadi (PC) dan shell sistem ahli. Suatu sistem ahli (juga
disebut sebagai knowledge-based system) secara efektif menangkap dan
menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami
dalam suatu organisasi. Ditegaskan bahwa tidak seperti DSS, yang meninggalkan
keputusan terakhir bgi pembuat keputusan, sistem ahli menyeleksi solusi terbaik
terhadap suatu masalah atau suatu kelas masalah khusus.
Komponen dasar suatu sistem ahli adalah knowledge base,
yakni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem
melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa semacam SQL ( structured query
language), dan antarmuka pengguna. Orang menyebut knowledge engineering
manangkap keahlian pakar, membangun sebuah sistem komputer yang mencakup expert
knowledge ini, dan kemudian mengimplementasikannya. Secara keseluruhan sangat
mungkin membangun dan mengimplementasikan sistem ahli yang akan menjadi
pekerjaan para penganalisis
6. Group
Decision Support System (GDSS)
dan Computer Supported Collaboration Work
Systems (CSCWS)
Bila kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat
keputusan semi-terstruktur dan tak-terstruktur, maka group Decision support
System membuat suatu solusi. Group
Decision Support System (GDSS), yang digunakan di ruang khusus yang
dilengkapi dengan sejumlah konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota
kelompok berinteraksi dengan pendukung elektronik-seringnya dalam bentuk
perangkat lunak khusus-dan suatu fasilitator kelompok khusus. GDSS dimaksudkan
untuk membawa kelompok bersama-samamenyelesaikan masalah dengan memberi bantuan
dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi, dan skenario. Perangkat lunak
GDSS dirancang untuk meminimalkan perilaku kelompok negatif tertentu seperti
kurangnya partisipasi berkaitan dengan kekhawatiran atau tindakan balasan untuk
menyatakan bahwa sudut pandang tidak dikenal, domonasi oleh anggota kelompok
vokal, dan pembuatan keputusan ‘group
think’. Kadang-kadang GDSS dibahas menurut istilah yang lebih umum Computer Supported Collaborative Work
(CSCW), yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut ‘groupware’ untuk
kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7.
Executive
Support System (ESS)
Bila eksecutive beralih ke komputer, mereka seringnya
mencari cara-cara yang bisa membantu mereka membuat keputusan pada tingkat
strategis. Executive Support System (ESS) membantu para eksekutif mengatur
interaksi mereka dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik
dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa di akses seperti kantor.
Meskipun ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh TPS dan SIM, ESS
membantu pengguna mengatasi problem keputusan yang tidak terstruktur, yang
bukan aplikasi khusus, dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
memikirkan problem -problem strategis. ESS memperluas dan mendukung kemampuan
eksekutif, memungkinkan mereka membuat lingkungan tampak masuk akal.
- Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem dapat berati menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem telah
ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki/diganti disebabkan beberapa hal, yaitu :
n
Adanya
permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama, permasalahan yang
timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi,
n
Untuk meraih
kesempatan-kesempatan.
n
Adanya
instruksi-instruksi (dari pimpinan atau dari luar organisasi misalnya
pemerintah).
Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan
tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang
lama untuk menyelesaikannya.
- Peranan Analis Sistem
Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan
cara mengamati proses input dan pengolahan data serta proses output informasi
untuk membantu peningkatan proses organisasional. Dengan demikian, analis
sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu :
1. Sebagai konsultan
2. Sebagai ahli pendukung
3. Sebagai agen perubahan
- Tugas Analis
Sistem
Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang analis sistem adalah :
n Mengumpulkan dan menganalisis semua dokumen, file, formulir yang
digunakan pada sistem yang telah berjalan.
n Menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi
kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut dan melaporankan semua kekurangan
tersebut kepada pemakai sistem.
n Merancang perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem baru.
n Menganalisis dan menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem
yang baru dan memberikan argumen tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari
pemakian sistem yang baru tersebut.
n Mengawasi semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan sistem yang baru
tersebut.
- Informasi Untuk Organisasi
Pihak manajemen sangat membutuhkan informasi yang sangat berguna untuk
mengambil keputusan. Setiap tingkatan manajemen, membutuhkan informasi yang
berbeda-beda. Terdapat 3(tiga) tipe informasi untuk tingkatan manajemen, yaitu
:
1)
Manajemen Tingkat
Atas
n
Manajemen tingkat
atas merupakan manajemen tingkat strategi, informasi yang dibutuhkan lebih
tersaring atau lebih ringkas.
n
Sebagai contoh :
Informasi mengenai grand total penjualan yang terjadi
2)
Manajemen Tingkat
Menengah
n
Manajemen menengah
merupakan manajemen tingkat taktik, informasi yang dibutuhkan lebih tersaring
untuk mengendalikan manajemen.
n
Sebagai contoh : Informasi
mengenai semua total penjualan yang terjadi untuk tiap-tiap daerah.
3)
Manajemen Tingkat
Bawah
n
Manajemen tingkat
bawah merupakan manajemen tingkat teknis yang membutuhkan laporan yang terinci,
karena digunakan untuk mengendalikan operasi.
n
Sebagai contoh :
Informasi mengenai semua penjualan yang terjadi untuk tiap-tiap daerah.
4)
Top Manager
(Manajer Tingkat Atas)
Informasi yang didapatkan digunakan sebagai pendukung perencanaan dan
perumusan kebijaksanaan.
5)
Middle Manager
(Manajer Tingkat Menengah)
Informasi yang didapatkan sebagai alat bantu perencanaan (planning) dan pembuatan
keputusan (decision maker).
6)
Low Manager
(Manajer Tingkat Bawah)
Informasi yang didapatkan sebagai pendukung operasi manajemen sehari-hari
didalam organisasi.
7)
Staffing (Tingkat
Pekerja)
Informasi yang didapatkan digunakan untuk melakukan proses suatu
transaksi
Gambar : Tipe Informasi Untuk Tingkat Manajemen
- TEKNOLOGI INFORMASI
n Teknologi informasi merupakan satu dari sekian banyak alat bantu yang
digunakan para manajer untuk menjembatani perubahan.
n Perangkat keras komputer menjadi alat fisik yang digunakan untuk
aktivitas input, pemrosesan, dan output pada suatu sistem informasi.
Terdiri dari: komputer yang memproses unit; beragam output, dan perangkat
penyimpanan; dan media fisik untuk menghubungkan semua alat ini.
n Peralatan komunikasi dan komputer dapat dihubungkan melalui jaringan
untuk berbagi suara, data, gambar, bunyi, atau bahkan video. Jaringan
menghubungkan dua atau lebih komputer untuk berbagi sumber daya atau data
misalnya printer.
n Semua teknologi ini menampilkan sumber-sumber daya yang bisa dibagikan di
keseluruhan organisasi dan dengan demikian ikut membangun infrastruktur
teknologi informasi (TI).
n Infrastruktur TI yaitu perangkat keras dan lunak komputer serta teknologi
penyimpanan data, dan jaringan yang menjadi portofolio dari pembagian sumber
daya-sumber daya teknologi informasi untuk organisasi.
n Agar suatu sistem informasi dapat berjalan optimal dan mampu beradaptasi
dengan perkembangan teknologi maka diperlukan adanya teknologi informasi.
n Teknologi informasi artinya memanfaatkan teknologi untuk memperoleh dan
mengelola informasi
- Peranan SI
dan TI Dalam Organisasi
Sistem teknologi informasi memberikan empat peran utama di dalam
organisasi yaitu untuk meningkatkan:
1)
Efisiensi.
Efisiensi artinya menggantikan peran manusia dengan teknologi informasi
sehingga memudahkan pekerjaan dan mempercepat pekerjaan.
2)
Efektivitas.
Sistem informasi ini digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan
yang lebih efektif berdasarkan informasi yang akurat, tepat waktu, relevan,
mudah, murah dan handal.
3)
Komunikasi.
Untuk memudahkan komunikasi dan mempercepat pengambilan suatu keputusan
dapat digunakan email atau teleconference.
4)
Kompetitif.
Kompetitif, artinya digunakan untuk meningkatkan daya saing organisasi di
dalam era persaingan yang semakin ketat ini.
Daftar Pustaka
[1]
James
A. O’ Brien, Introduction to information System, Edition 12, 2005
[2]
Raymond
McLeod, Jr, Management Information Systems, Edition 6, 1995
[3]
Tuban, McLean, Etherbe,
Information Technology for Manajement, Second Edition, John Wiley &
Sons.Inc., New York, 1999.
[4]
Indrajit, Richardus Eko.
(2000). Pengantar konsep dasar manajemen sistem informasi dan teknologi
informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
[5]
Kadir Abdul. (2003).
Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
[6]
Kroenke, D.M. (1992)
Management Information System, Second Edition, California: McGraw-Hill Book co.
[7]
McLeod, Raymond Jr. (2001).
Management Information System. Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall.
[8]
Marshall B. Romney, Paul
John Steinbart, 2006. Accounting Information System, Ninth Edition, Prentice
Hall.
[9]
Gelinas, Ulric J., Oram,
Allan E., Wiggins, William P. (1990). Accounting Information
[10] Jogiyanto,
Hartono. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi III. Yogyakarta: ANDI.2010
No comments:
Post a Comment